Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba



Tidak seorangpun pernah terlatih dan dipersiapkan untuk menjadi orangtua, dan tidak mudah pula menjadi orangtua apalagi orangtua yang ideal. Hampir sebagian dari kita banyak belajar dari yang sudah menjalankan “profesinya” sebagai orangtua. Hal yang cukup sulit bagi orang tua adalah bagaimana sikap orangtua menghadapi anak atau anggota keluarga yang terlibat narkoba. Apalgi ancaman narkoba bukan hanya terjadi pada keluarga yang broken home, melainkan keluarga harmonis pun bisa menjadi korbannya. Wajar jika orangtua sedih dan shock jika mengetahui anaknya terlibat kecanduan narkoba. Tetapi, juga salah persepsi orang tua langsung marah-marah, kemudian memukul anaknya yang terlibat narkoba. 
Sulit sekali kita menemukan bukti diawal-awal anak memakai narkoba, biasanya menurut pengalaman kita baru menemukan anak kita telah menjadi korban narkoba setelah anak kita sudah sampai pada tingkat kecanduan. Di tingka tawal, mungkin dosisnya masih rendah dan biaya pembelian narkobanya bisa diatasi dari uang jajannya. Tetapi pada tahap kecanduan masa pemakaian dosis harus memakai setiap hari sampai minimum empat kali sehari, tentunya dia mulai mencari jalan bagaimana mendapatkan uang kalau perlu menipu atau mencuri di rumah. Tetapi, biasanya dari fisik, perilaku dan emosinya sudah dapat terlihat:

 A. Fisik
    • Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun.
    • Badan kurus, lemah, malas.
    • Mata kemerah-merahan.
    • Muka pucat dan bibir kehitaman.
    • Berkeringat secara berlebihan.
    • Badan gemetaran.
    • Bicara cadel.
    • Mata berair.
    • Bekas suntikan di tangan.
    • Batuk, pilek berkepanjangan.
    • Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
    • Nafsu makan tidak ada.
    • Suhu badan tidak beraturan.
    • Dalam keadaan yang sudah parah, pernafasan lambat dan dangkal.
    • Pupil mata menurun.
    • Kejang otot.
    • Kesadaran makin lama makin menurun.

    B. Perilaku
      • Terjadi perubahan yang wajar dari yang biasa, misalnya jadi pendiam yang biasa suka bicara, rajin beribadah   tiba-tiba sering keluar malam.
      • Susah diajak bicara.
      • Kurang disiplin.
      • Sering menghindari kontak mata langsung.
      • Suka membolos/malas belajar.
      • Mengabaikan kegiatan ibadah.
      • Menarik diri dari aktivitas keluarga.
      • Apabila permintaannya tidak dituruti, ia menjadi lebih mudah tersinggung, emosinya naik turun dan tidak ragu memukul atau berbicara kasar kepada orang lain di sekitarnya, termasuk kepada orang tuanya.
      • Bersandiwara/memanipulasi keadaan atau berpura-pura.
      • Sulit berkonsentrasi.
      • Mulai menjual barang-barang milik sendiri.
      • Barang-barang yang ada di rumah mulai berhilangan satu per Satu.
      • Suka bengong.
      • Takut air sehingga tidak suka mandi, khusus pengguna putaw.
      • Perasaan curiga.

      C. Emosi
        • Sangat sensitif dan cepat bosan.
        • Jika ditegur atau dimarahi malah membangkang.
        • Mudah tersinggung, cepat emosi.
        • Curiga berlebihan sampai tingkat waham (tidak sejalan antara fikiran dengan kenyataan).
        • Ketakutan yang luar biasa.
        • Hilang ingatan (gila).
        • Berusaha menyakiti diri sendiri.
        • Selalu berada dalam dunia khayalan.

        Tidak ada komentar:

        Posting Komentar