Pembahasan Narkoba Secara Umum



Sebetulnya penggunaan narkotik, obat-obatan, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) untuk berbagai tujuan telah ada sejak jaman dahulu kala. Masalah timbul bila narkotik dan obat-obatan digunakan secara berlebihan sehingga cenderung kepada penyalahgunaan dan menimbulkan kecanduan (dalam bahasa Inggris disebut “substance abuse”). Dengan adanya penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui pola hidup para pecandu, maka masalah penyalahgunaan NAPZA menjadi semakin serius. 
Dalam istilah sederhana NAPZA berarti zat apapun juga apabila dimasukkan keda1am tubuh manusia, dapat mengubah fungsi fisik dan/atau psikologis. NAPZA psikotropika berpengaruh terhadap system pusat syaraf (otak dan tulang belakang) yang dapat mempengaruhi perasaan, persepsi dan kesadaran seseorang.
Seseorang umumnya mencoba narkoba karena factor coba-coba dan pergaulan lingkungan yang tidak sehat. Selain itu, factor keluarga juga menjadi salah satu factor utama. Broken home, kurangnya perhatian dari keluarga, hingga sikap orang tua yang terlalu memanjakan anak menjadi factor pendorong yang kuat bagi seseorang untuk mencoba narkoba. Narkoba dianggap sebagai jalan keluar dari segala permasalahan, mulai dari masalah di sekolah, keluarga , asmara hingga pekerjaan.
Umumnya, pecandu pemula selalu berusaha untuk menutupi keadaan dirinya dari keluarga., caranya adalah berbohong. Kebiasaan ini akhirnya menjadi suatu rutinitas kebutuhan. Bahkan tidak heran jika ada pecandu yang akhirnya merangkap sebagai pencuri di rumahnya sendiri.
Tapi lama kelamaan, keluarga akan mengetahui hal ini. Hal yang umumnya dilakukan oleh pihak keluarga adalah memasukkan si pecandu ke panti rehabilitasi narkoba. Selama di panti rehabilitasi, pasien atau klien menjalani beberapa tahap pengobatan. Pertama adalah tahap pemulihan fisik. Tahap ini umumnya meliputi tahap detoksifikasi atau pembersihan racun narkoba dari tubuh klien. Tahap ini berlangsung cukup singkat, yakni hanya sekitar 2 minggu. Indikator keberhasilan tahap ini adalah kondisi fisik klien yang kembali normal seperti semula.
Tahap kedua adalah tahap pemulihan mental. Tahap ini diakui sebagai tahap paling sulit. Pada tahap ini, masing-masing klien memiliki konselor. Konselor ini bertugas untuk menangani setiap gejala psikis yang muncul pada klien. Keadaan psikis setiap pasien sangat berbeda. Ada yang butuh perhatian lebih, ada yang malah tidak ingin diperhatikan. Masa paling sulit adalah ketika klien diharuskan menjauhi zat narkoba. Klien umumnya akan mengalami sakau atau masa putus zat.
Perasaan paling umum yang dirasakan oleh seorang klien adalah sulitnya untuk mengatasi rasa bosan, rasa dikurung, dan negative thinking karena merasa dibuang oleh keluarganya. Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa ada juga hal positif yang dipelajari oleh klien selama masa rehabilitasi, yaitu sabar, mengatasi masalah hidup, belajar mengenai apa yang sedang dideritanya.
Klien menjadi sadar bahwa yang sedang dideritanya bukanlah penyakit biasa. Mereka sedang mengidap ketergantungan yang akan berlangsung seumur hidup. Tidak ada obat untuk menyembuhkan ketergantungan ini. Kesadaran dari pasien adalah faktor utama yang menentukan proses pemulihan di panti rehabilitasi. Akhirnya, klien akan menyadari bahwa proses recovery / pemulihan adalah proses yang akan berlangsung seumur hidup.
Penyakit ketergantungan ini adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tapi hanya dapat dipulihkan. Pemulihannya sendiri sangat tergantung pada kesadaran klien seperti yang dijelaskan sebelumnya. Klien harus sadar dan berusaha untuk menjauhi lingkugan-lingkungan yang beresiko, artinya lingkungan yang kemungkinan besar akan menjerumuskan dirinya kembali ke lembah kelam narkoba.

1 komentar: